Sabtu, 05 Mei 2012

LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

I. Definisi  Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram). Bertahun-tahun lamanya bayi lahir berat badannya kurang atau sama dengan 2.500 gram disebut bayi prematur. (Bagian Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. 2007 : 105 )  Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (Sampai dengan 2499 gram). (Sarwono, Maternal Neonatal, 2006 : 376).  BBLR merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram. (Aziz Alimul Hidayat, 2005 : 189). II. Etiologi  Pada kehamilan prematur : Faktor ibu : riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan anterpartum, malnutrisi, kelaianan uterus, hidramnion, penyakit jantung / penyakit kronik lainnya, hipertensi, umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak dan kehamilan yang terlalu dekat, infeksi, trauma dan lain-lain. Faktor janin : cacat bawaan, kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini. Keadaan sosial ekonomi yang rendah. Kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan, merokok.  Pada kehamilan dismatur Faktor ibu hipertensi dan penyakit ginjal yang kronik, perokok, penderita diabetes melitus yang berat, toksemia, hipoksia ibu (tinggal di daerah pegunungan, hemoglobinopati, penyakit paru kronik) gizi buruk, drug abuse, peminum alkohol. Faktor uterus dan plasenta : kelaian pembuluh darah (hemangioma), insersi tali pusat yang tidak normal, uterus bikornis, infarks plasenta, transfusi dan kembar yang satu ke kembar yang lain, sebagian plasenta lepas. Faktor janin ganda, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam kandungan (toksoplasmosis, rubella, sitomegalovirus, herpez, sifilis, TORCH) penyebab keadaan sosial ekonomi yang rendah. (Sarwono. Ilmu Kebidanan. 2005 : 782) III. Klasifikasi  BBLR Prematuritas (prematur) Maksud bahwa neonatus dengan usia kehamilan yang kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau dapat dikenal dengan nama neonatus kurang bulan sesuai dengan masa kehamilan. Bayi prematuritas murni ini memiliki ciri di antaranya : berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, dan lingkar dada kurang dari 33 cm, lingkar gestasinya kurang dari 37 minggu, kulit tipis dan transparan, kepala lebih besar daripada badan, lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga, dan lengan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar, labio minora belum tertutup oleh labia mayora (pada wanita) dan pada laki-laki testis belum turun, tulang rawan dan daun telinga imatur, bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah, tangisan lemah, pernapasan belum teratur dna sering mengalami serangan apnea, reflek tonus leher lemah, refek menghisap, dan menehan serta reflek batuk belum sempurna.  BBLR Dismaturitas Dismaturitas merupakan bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dikatakan dismatur apabila bayi memiliki ciri pada pretem seperti pada prematuritas, term dan post term akan dijumpai kulit berselubung, verniks kaseosa tipis atau tidak ada, kulit pucat atau bernoda mekonium, kering keriput tipis, jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat, tali pusat berwarna kuning kehijauan. (Aziz Alimul Hidayat, 2005 : 189-190). IV. Tanda dan Gejala  Pada BBLR Prematur - Kepala relatif lebih besar daripada badannya - Lanugo banyak, lemak subkutan kurang - Pergeraknnya kurang dan masih lemak. - Bayi lebih banyak tidur daripada bangun - Tangisannya lemah, pernapasan belum teratur dan sering terdapat serangan apnu. - Reflek menghisap dan menelan belum sempurna. (Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 2007 : 1053) V. Penatalaksanaan  Prematuritas - Mempertahankan suhu dengan ketat BBLR mudah mengalami hipotermin, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. - Mencegah infeksi dengan ketat BBLR sangat rentan akan infeksi, perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi. - Perawatan nutrisi / ASI Reflek menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat. - Penimbangan ketat Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat. (Sarwono, maternal Neonatal. 2006 : 377)  Dismaturitas : Pada umumnya sama dengan perawatan neonatus umumnya, seperti pengaturan suhu lingkungan, makanan, mencegah infeksi, dan lain-lain, akan tetapi oleh karena bayi ini mempunyai masalah yang agak berbeda dengan bayi lainnya maka harus di perhatikan hal-hal berikut ini : - Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultrasonografi. Bila bayi lahir melakukan pemeriksaan yang lebih lengkap dan kemudian sesuai dengan kelainan yang didapat. - Memeriksa kadar gula darah (true glucose) dengan dextrostix atau di alboratorium. Bila terbukti adanya hipoglikemia harus segera diatasi. - Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya - Bayi membutuhkan lebih banyak kalori - Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi mekonium. (Sarwono. Ilmu Kebidanan. 2005 : 783)  Pada BBLR Dismatur - Bayi tampak kurus dan relatif lebih panjang - Kulitnya longgar, kering tetapi belum terdapat noda mekonium. - Warna kehijauan pada kulit, plasenta dan umbilikus - Berwarna kuning pada kuku dan tali pusat. (Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2007 : 1055-1056) VI. Komplikasi  Pada BBLR prematur : 1. Sindrome gangguan pernafasan idiopatik Disebut juga penyakit membran hialin karena pada stadium terakhir akan terbentuk membran hialin yang melapisi alveolus paru. 2. Pneumonia aspirasi Sering ditemukan pada prematur, karena refleks menelan dan batuk belum sempurna. Penyakit ini dapat dicegah dengan perawatan yang baik. 3. Perdarahan intraventrikular Perdarahan spontan di ventrikel otak leteral biasanya disebabkan oleh karena anoksia otak. Biasanya terjadi bersamaan dengan pembentukan membran hialin pada paru. 4. Fibroplasia retrolental Penyakit ini terutama ditemukan pada bayi prematur dan disebabkan oleh gangguan oksigen yang berlebihan. Dengan menggunakan oksigen dalam konsentrasi tinggi akan terjadi vasokontriksi pembuluh darah retina. 5. Hiperbilirubinemia Bayi prematur lebih sering mengalami hiperbilirubinemia dibadingkan dengan bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan faktor kematangan hepar sehingga Konjugasi bilirubin indrirek menjadi bilirubin direk belum sempurna. (bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 2007 : 1053-1054)  Pada BBLR Dismentur : 1. Sindrom aspirasi mekonium Kesulitan pernapasan yang sering ditemukan pada bayi dismatur ialah sindrom aspirasi mekonium. Keadaa hipoksia intrauterin akan mengakibatkan janin mengadakan gasping dalam uterus. 2. Hipoglikemia simiomatik Keadaan ini terutama terdapat pada bayi laki-laki. Penyebabnya belum jelas, tetapi mungkin sekali disebabkan oleh persediaan glikogen yag sangat kurang pada bayi dismaturitas. 3. Asfiksia Neonatorum Bayi dismatur lebih sering menderita asfiksia neonatorum dibandingkan dengan bayi biasa. 4. Penyakit membran hialin Penyakit ini terutama mengenai bayi dismatur yang ”pre-teem”. Hal ini karena surfaktan paru belum cukup sehingga alveoli selalu kolaps. 5. Hiperbilirubinemia Bayi dismatur lebih sering mendapat hiperbilirubinemia diabdingkan dengan bayi yang sesuai dengan masa kehamilannya. (Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2007 : 1056-1057) VII. Prognosa Prognosis bayi berat badan lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya masalah peinatal, misalnya masa gestasi (makin muda masa gestasi / makin rendah berat bunyi, semakin tinggi angka kematian), asfiksia / iskemi otak, sindroma gangguan pernapasan, perdarahan intraventrikuler, displasia bronkopulmonal, retrolental fibrolasia, infeksi, gangguan metabolik (Asidosis, hipoglekimia, hiperbilirubinemia). Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan postnatal (pengaturan suhu lingkungan, resusitasi, makanan, mencegah infeksi, mengatasi gangguan pernapasan, asfiksia, hiperbilirubinemia, hipoglikemia, dan lain-lain). (Sarwono, Ilmu Kebidanan, 2005 : 783)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar